Subscribe:
A blog full of random thoughts. Welcome!

Senin, 26 April 2021

Gado-gado Tengah Malam

Pukul 02.08, di depan laptop, niatnya lanjutin kerjaan sambil nyobain hadiah meja lipat baru dari adikqu tercintah #eeeeeeaaaaaaaaa

I'm turn to 22 guys, gak ada yang mau ngucapin gitu? wkwkwkkwkwwk canda ngucapin :p (eh kok gitu jadinya ya wkwkwkwk)

Btw, ternyata ini postingan pertamaku di Tahun 2021 yak. Tiba-tiba kangen nge-blog lagi setelah baca blog orang lain 😂

Aku jamin postingan ini isinya bakal gak jelas, karena aku cuma pingin nulis apa yang pingin aku tulis. Yang tidak kuat tolong lambaikan tangan ke kamera ✋ 🎥


1. Tentang Ulang Tahun

Semakin dewasa, ulang tahun itu rasanya bukan hal yang mesti dirayakan dengan mewah, atau bahkan dipamerkan di media sosial. Entah ya, mungkin ini pandangan pribadiku aja, karena aku orangnya cenderung introvert yang tidak suka terlalu menjadi pusat perhatian. Aku juga bukan tipikal orang yang suka ngekode kalo mau ulang tahun. Menurutku, "diingat" ketika kita ulang tahun sudah sangat cukup kuadrat. Tapi aku sangat berterima kasih buat siapapun yang berusaha untuk memberi dan menyiapkan apapun untukku, I really appreciate 😁

Tapi kalo flashback lagi ke pengalaman-pengalaman sebelumnya, aku pernah beberapa kali berusaha bikin hadiah bahkan mikirin ide-ide aneh (baca:unik) untuk ngasi surprise ke keluarga dan temen-temenku. Apakah aku keberatan? Nope, gak sama sekali. Ketika rencana sok "ng-ide" ku berhasil dan ngeliat ekspresi bahagia di wajah keluarga atau temen, aku jadi seneng, pake banget. Rasanya kayak "yeayy berhasil, berhasil, berhasil, howrayy!!" (cieee bacanya sambil nyanyi wkwkwkwk). Mungkin, itu ya yang dirasain orang-orang ketika memberi sesuatu dan buat surprise untuk aku. Itulah alasan kenapa aku mengapresiasinya 😊


2. Tentang Menghadapi Kekhawatiran

Kalo dari konten yang beberapa kali pernah aku baca, biasanya usia 20an itu rentan sama yang namanya Quarter Life Crisis. Ya, aku mengakuinya. Aku sempat khawatir dengan hal-hal yang belum terjadi, misalnya nanti bakal dapet kerjaan apa enggak, aku bisa jadi orang tua yang baik apa enggak, and so on. Percayalah guys, ini rasanya gak enak, pake banget lagi. "Lah kok gak enak?" Iya soalnya gak pake garem wkwkwkwk canda garem 😆😆

Hehehe, yok yok kita serius. Khawatir yang cukup berlebihan dengan hal-hal yang belum terjadi itu sangat menguras tenaga, waktu, dan perhatian. Terlalu banyak mikir jelas membuat energi kita banyak terbuang. Waktu yang kita pake untuk mengkhawatirkan sesuatu harusnya bisa kita pake untuk melakukan sesuatu yang produktif. Dan perhatian kita ke hal-hal yang mengkhawatirkan harusnya bisa kita pake untuk memperhatikan diri sendiri, keluarga, sahabat, teman, ayang bebeb, hewan peliharaan, tanaman anggrek kesayangan, bahkan perhatian ke isu-isu terkini (asiquee).

Untungnya, aku cepet sadar kalo khawatir berlebihan itu gak baik kalo diterusin. Aku bersyukur ada Tuhan yang selalu menuntun aku untuk jadi lebih baik lagi. Aku bersyukur sering baca-baca buku dan konten tentang self development. Aku bersyukur punya keluarga dan circle yang supportif. Dan aku juga bersyukur punya tugas kuliah dan pekerjaan/kesibukan. Semuanya menyadarkan aku, kalo tenaga, waktu, dan perhatianku harusnya difokuskan pada mereka.

Untuk kamu yang masih sering mengkhawatirkan sesuatu, lakukanlah sesuatu supaya kekhawatiranmu itu tidak terjadi. Tapi inget yaa, hal yang dilakukan harus hal-hal yang didasari niat baik dan berdampak positif 😀


3. Tentang Pencapaian dan Lawan Katanya

Kalo ngomongin tentang pencapaian, kayaknya lebih enak kalo sekalian ngomongin tentang kegagalan juga. Yap, sampai saat ini, ternyata aku sudah pernah merasakan bermacam-macam hal, mulai dari yang menyenangkan sampe yang menyebalkan bahkan menyedihkan, mulai dari yang manis sampe yang pahit kayak sayur pare (tapi sayur pare enak kok kalo pake telur sama cabe). Yang paling terasa itu pengalaman waktu sekolah (SMA), kuliah, dan kerja.

Dari SMP aku bercita-cita ingin jadi arsitek. Sekarang aku bekerja sebagai desainer grafis karena memang sudah belajar desain sejak SMA. "Kapan jadi arsitek?" Kapan kapan aku jawab ya, semoga tercapai mwehehehee

Tepatnya kelas 2 SMA aku mulai belajar desain, mulai belajar photoshop, semuanya dari 0, otodidak. Aku mulai belajar karena tanggung jawab di sebuah event. Desain-desainku dulu menerima respon yang kurang baik, karena memang jelek hasilnya WKWKWKWKWK "Sempat down gak?" Ya iyalah! Tapi aku tetep belajar, biar kelar aja tanggung jawab itu kwkwkwkwkw dan syukurnya terlewati

Gak cuma itu, sempat juga beberapa kali ikut lomba desain dan dapet tanggapan yang kurang baik dari juri, intinya waktu itu desainku dibilang "berantakan". Walaupun masih jadi finalis, tapi tetep aja merasa gagal karena belum memenangkan hati jurinya #eakkk

Setelah beberapa lama menempuh pendidikan arsitektur, ternyata aku sadar, dulu sewaktu mendesain aku gak menerapkan prinsip dan unsur estetika, padahal ini kuncinya. Lalu di beberapa kesempatan aku mencoba memvalidasi kemampuan desain grafisku melalui kompetisi. Juara 3 kali, kalahnya banyak kali sampe lupa jumlahnya wkwkwkwkwk Oiya aku juga pernah beberapa kali ikut sayembara arsitektur, tapi belum pernah menang. Akhirnya aku berhenti meneruskan proses validasi itu, dan memutuskan untuk masuk ke dunia yang sesungguhnya, dunia kerja.

Aku mengawali karir sebagai seorang desainer grafis, di startup dan freelance (bersama dengan teman sejurusan). Rasanya seru banget ketika menerapkan ilmu yang kita punya untuk suatu project, apalagi skill kita diapresiasi orang lain!

Tapi ternyata bekerja sambil kuliah (khususnya kuliah arsitektur) itu rasanya seperti hidup di hutan rimba. Iya, harus berjuang mati-matian untuk beradaptasi. Singkat cerita, karena terlalu lelah dan terlalu banyak berpikir saat mendesain, aku sempat sakit beberapa hari, padahal waktu itu sedang mengambil Tugas Akhir. Kondisi diperburuk karena sifat bawaanku yang pemikir, aku jadi cenderung terlalu fokus pada konsep daripada mengejar target gambar Tugas Akhirku. Hasilnya? Iya, aku gagal meneruskan perjuangan di Tugas Akhir Periode 1. Di saat yang bersamaan, aku sempat menerima order dari client yang banyak maunya dan berujung tak dibayar. Boom!

Awalnya sempat khawatir karena takut mengecewakan banyak orang, tapi kembali ke topik nomor 2, aku harus berhenti khawatir, I must do something better. Syukurnya masih ada kesempatan di Periode 2, dan aku masih bisa melanjutkan progress yang sudah aku kerjakan di Periode 1. Di sisi lain, aku dan temanku juga mendapatkan 2 orderan dari client yang baik mwehehehe. Memang bener kata orang-orang ya, rejeki itu sudah ditentukan oleh Tuhan.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Yah begitulah guys.

Sebenernya ceritanya masih panjang, tapi kayaknya itu aja udah kepanjangan deh wkwkwkwkwk

Oiya, setelah kupikir-pikir, ternyata judul "Gado-gado Tengah Malam" cocok juga ya jadi nama resep, tapi resep apa ya? Resep untuk mengobati kegalauan hati kamu #eeeeeeaaaaaaaalagi

0 komentar:

Posting Komentar